Pada dasarnya perkawinan merupakan suatu hubungan antarpribadi dan manusiawi. Keberhasilan dan kebahagiaan dalam perkawinan sangat bergantung pada kemampuan dua orang untuk hidup bersama sebagai manusia tanpa menguasai kepribadian yang lainnya. Hal ini menuntut suatu kesadaran yang mendalam tentang diri sendiri, tentang kendali diri yang terus menerus dan kepekaan yang lembut. Diperlengkapi dengan suatu tolok ukur mengenai kehendak baik dan suatu keterbukaan terhadap Allah, terdapat alasan untuk percaya apabila yang seorang gagal, ia tidak akan gagal selamanya; apabila yang seorang terluka, ia akan segera sembuh kembali. Buku yang berjudul, Sungguh, Aku Cinta Kamu ini berisi pikiran-pikiran yang luhur dan praktis mengenai perkawinan dan kehidupan berkeluarga.