Dalam tulisan ini, penulis ingin menggunakan teori Jalan Ketiga (The Third Way) milik Anthony Giddens sebagai solusi atas permasalahan demokrasi yang terjadi di Indonesia khususnya. Sistem pemerintahan demokrasi di Indonesia harus direformasi karena krisis multi dimensi sedang terjadi di negara-negara di berbagai belahan benua. Walaupun sebenarnya fokus pengamatan Giddens dengan Jalan Ketiga-nya pada kawasan Eropa dan Amerika Utara, yang bisa jadi tidak cocok untuk konteks Asia Tenggara, tapi penulis tertarik untuk menerapkan teorinya dalam konteks Indonesia. Alasan mendasarnya adalah bahwa permasalahan demokrasi bisa terjadi di negara mana pun yang menggunakan sistem pemerintahan demokrasi. Hal ini disebabkan para penguasa negara selalu sibuk dengan urusan internal pemerintahan yang banyak menghabiskan biaya dan merugikan masyarakat. Permasalahan seperti ini menjadi momok bagi masyarakat. Negara tidak pernah mengusahakan terciptanya kesejahteraan bagi rakyatnya. Melalui teori Jalan Ketiga miliknya, Giddens berusaha menafsir kembali pemikiran sosial. Ia membangun kembali logika-logika serta metode ilmu-ilmu sosial dan melakukan analisis tentang lembaga-lembaga modern dan termasuk sistem pemerintahan yang demokratis bagi negara demokrasi. Istilah lain yang biasa digunakan adalah mendemokratisasikan demokrasi. Di Indonesia, penulis melihat bahwa sistem pemerintahan demokrasi belum demokratis, perlu adanya pendemokratisasian demokrasi! Dengan Jalan Ketiga milik Giddens, penulis berharap bisa memberikan sumbangan pemikiran dan referensi tambahan untuk perkembangan demokrasi di Indonesia.