Pada tahun-tahun belakangan ini Linus Suryadi termasuk sastrawan Indonesia yang sangat produktif. Dia paling terkenal sebagai penulis Pengakuan Pariyem, yang menarik perhatian dan mencetuskan diskusi sampai jauh-jauh di luar perbatasan Indonesia. Sebagai penyair dia menghasilkan beberapa kumpulan puisi yang belum semuanya terbit dalam bentuk cetakan; di Yogyakarta dia terkenal pula selaku pembaca puisi. Tetapi juga sebagai pengkritik sastra dia sangat aktif, dengan tulisan-tulisan dalam berbagai surat kabar dan majalah, khususnya dalam Berita Nasional tempat dia bekerja selaku redaktur kebudayaan selama tujuh tahun. Dia juga mengumpulkan dokumentasi sastra, khususnya puisi, yang cukup lengkap, dan berdasarkan dokumentasi ini dia menangani sebuah sumbangan pada puisi Indonesia yang sangat berarti, yaitu bunga rampai puisi Indonesia Tonggak yang menurut rencana akan terdiri atas empat jilid. Pada masa Kata Pengantar ini ditulis ada tiga yang telah terbit; seluruhnya karya raksasa ini akan mengandung 1800 buah puisi. Dengan kata lain 180 penyair masing-masing akan diwakili oleh sepuluh saja (menurut rencana semula). Karya ini seluruhnya disusun menurut penanggalan tahun kelahiran.