Penulis memilih judul Sistem Outsourcing di Indonesia dalam Pandangan Ensiklik Laborem Exercens untuk mendalami bagaimana situasi sosial yang berkembang di Indonesia terutama mengenai fenomena kerja outsourcing yang selama ini pelaksanaannya menuai kontrovesi. Hidup para pekerja outsourcing seringkali digambarkan dengan ketidakdilan. Upah murah, kurangnya tunjangan dan keselamatan kerja, hilangnya hak berorganisasi, serta tidak ada kejelasan karir, selalu menjadi persoalan yang digeluti oleh para pekerja outsourcing di Indonesia. Kerja sebagai suatu usaha manusia untuk terus tumbuh dan berkembang kiranya mengarah kepada kesejahteraan. Bagaimana kesejahteraan para pekerja outsourcing itu dapat dilihat dan bagaimana usaha untuk mencapai kesejahteraan itulah yang hendak dibahas dalam tulisan ini. Dengan latar belakang yang demikian tulisan ini hendak membahas masalah ini melalui sudut pandang Ensklik Laborem Exercens serta hukum-hukum ketenagakerjaan yang berlangsung di Indonesia. Dalam Laborem Exercens, pekerja tempat yang lebih sentral. Pekerja tidak hanya diihat sebagai bagian dari modal seperti pandangan kaum kapitalis, juga bukan makhluk yang kehilangan hak kebebasan mereka seperti yang dikemukakan oleh paham komunis. Pekerja adalah ciptaan Allah yang memiliki harkat dan martabat yang luhur dan harus juga diperjuangkan. Dalam kehidupan konkrit, Laborem Exercens menawarkan bahwa kesejahteraan manusia sebagai pekerja dapat terealisasikan dengan memperhatikan hak-hak yang seharusnya dimiliki oleh para pekerja, yakni hak atas upah yang adil, keselamatan kerja, tunjangan yang cukup, dan hak untuk berorganisasi sebagai wadah baginya untuk memperjuangkan hak-hak yang dimilikinya tersebut.