Sejak dulu hingga kini, perseteruan dan perseberangan antara filsafat dan teologi terus bergejolak. Di satu pihak, kaum filosof dan para pembelajar filsafat menuding bahwa kaum teolog yang menjadikan ajaran agama (Islam) yang dinamis itu mati kutu dan stagnan. Di sisi lain, kaum teolog menuding bahwa kaum filsafat dan para pembelajar filsafatlah yang menjadikan nilai-nilai dan ajaran Islam yang sempurna dalam posisi terpinggirkan. Bahkan, terjadi desakralisasi atas nilai-nilai transendental dalam ajaran Islam. Benarkah demikian? Buku ini, sebagaimana klaim penulisnya, berupaya untuk mendialogkan alur pemikiran Ibnu Sina yang konsisten bergelur dalam ranah filsafat dan al-Ghazali, dengan gelar terhormatnya sebagai Hujjah al-Islam, yang juga konsisten membela teologi-teosofi Islam. Pun, berupaya membongkar dua perspektif dialog sedemikian rupa secara koumunikatif tentang bagaimana Tuhan dan alam diperbincangkan dalam dua sisi: teologis dan filosofis.