Image of Seleksi Embrio dalam Teknik Diagnosis Genetik Praimplantasi Ditinjau dari Ajaran Moral Katolik

Text

Seleksi Embrio dalam Teknik Diagnosis Genetik Praimplantasi Ditinjau dari Ajaran Moral Katolik



Pada zaman sekarang, program fertilisasi in vitro (FIV) berkembang sangat pesat. Bagi pasangan yang tidak dapat memiliki anak karena berbagai faktor, khususnya karena mengalami kemandulan, teknik FIV dirasakan sebagai jalan yang masih memberikan harapan bagi mereka untuk memperoleh keturunan mereka sendiri. Namun, FIV yang tampaknya bertujuan baik tersebut, memiliki masalah-masalah moral yang pelik dan cenderung tidak diperhitungkan. Salah satu masalah yang disoroti dalam karya tulis ini adalah tentang seleksi embrio sebagai salah satu proses penting dalam FIV. Masalah seleksi embrio inilah yang seringkali luput dari pertimbangan orang sebelum mengikuti program FIV. Selain itu informasi tentang seleksi proses seleksi embrio tampaknya cenderung disembunyikan dalam pembahasan prosedur FIV. Karena alasan ini, maka penulis mengangkat tema ini untuk dikaji lebih lanjut. Pembahasan dimulai dari melihat realitas realitas seleksi embrio dalam teknologi reproduksi yang sedang terjadi pada jaman ini. Dalam konteks FIV, seleksi embrio menjadi salah satu prosedur penting yang harus dilakukan untuk menunjang keberhasiannya. Salah satu teknik yang dipakai dalam menyeleksi embrio sebelum ditransfer ke dalam rahim adalah Diagnosis Genetik Praiplantasi (DGP). Tujuan dari DGP adalah untuk menemukan beberapa embrio berkualitas untuk untuk ditransfer ke dalam rahim. Artinya, anak yang lolos seleksi dipastikan memiliki komposisi gen yang sempurna, tidak mengalami kecacatan akibat kelainan genetik, dan sesuai dengan harapan orang tua. Untuk memberikan gembaran relitas seleksi embrio dengan jelas, maka penulis juga mengkaji beberapa hal di seputar seleksi embrio. Setelah mendapatkan gambaran yang jelas tentang realitas seleksi embrio, selanjutnya penulis akan menguraikan ajaran Magisterium Gereja Katolik yang berkaitan dengan masalah etis yang ditemui. Ajaran resmi Gereja yang tertuang dalam beberapa dokumen penting ini akan menjadi landasan bagi penilaian moral yang menyangkut seleksi embrio dalam proses FIV. Dokumen Gereja yang akan menjadi sumber utama adalah Evangelium Vitae, Donum Vitae, dan Dignitas Personae. Dari uraian, ketiga dokumen ini sama-sama berpendapat bahwa masalah moral pokok yang terkandung dalam seleksi embrio adalah pelanggaran terhadap keluhuran hidup embrio sebagai manusia. Keluhuran hidup itu harus dihormati karena merupakan anugerqah Allah. Pendasaran ajaran Magisterium Gereja ini sangat membantu dalam memahami status embrio dan status moralnya. Dari uraian ajaran Magisterium Gereja tentang embrio, diperoleh penegasan bahwa kehidupan itu bermula sejak pembuahan. Dengan demikian, embrio itu adalah manusia yang memiliki hak penuh atas hidupnya. Atas dasar ini, maka seleksi embrio dapat dikritisi dari sudut moral Katolik. Karena mental eugenik yang diusungnya, seleksi embrio tidak dapat dibenarkan dari sudut moral. Selain itu, masalah-masalah moral yang terjadi di seputar seleksi embrio turut mempertegas posisi seleksi embrio dalam moral Katolik.


Availability

09.000058241 ALU sAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
241 ALU s
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
viii + 80hlm: 21x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
241
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this