Bali dikenal sebagai pulau dengan budaya yang sangat eksotis dan mistis serta merupakan hutan bagi para antropolog sejak dulu sampai masa kini sementara para pekerja misi yang membawa kekristenan berasal dari Dunia Barat yang rasional. Bagaimana para pekerja misi berpikir dan berusaha menyampaikan kabar baik bagi masyarakat Bali? Dengan dua kultur yang berbeda dengan dua pandangan berbeda mengenai dosa dan banyak hal lain bagaimana Injil bisa masuk ke dalam jantung Bali? Apakah Injil sulit masuk ke Bali karena faktor masyarakat Bali atau karena ada keinginan dari penguasa agar Bali tetap menjadi akuarium yang eksotis? Buku ini menggambarkan pergumulan itu dengan baik dan jelas. Entah benturan atau sinergi keduanya terpapar apik di dalamnya termasuk pergumulan identitas orang Bali karena menerima Injil suatu pergumulan yang belum selesai hingga kini. Berbagai latar belakang historis dalam konteks nasional Indonesia pun turut membentuk Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) seperti zaman malaise geger PKI dan meletusnya Gunung Agung.