Lingkungan hidup merupakan salah satu isu penting dalam gerakan sosial baru suatu gerakan yang diinisiasi oleh para aktor gerakan sosial tidak berdasarkan pada kepentingan kelas, tetapi berdasarkan kepentingan semua kelas atau kelompok tertentu. Memang dampak buruk dari kegiatan eksploitatif dan ekstraktif atas lingkungan hidup dirasakan tidak hanya oleh masyarakat lokal atau nasional, tetapi bahkan secara global. Misalnya adalah pemanasan global, perubahan iklim, dampak buruk energi berbasis nuklir, penyalahgunaan senjata berhulu ledak nuklir dan impor limbah B3. Di Indonesia dampak buruk tersebut juga telah memicu berkembangnya gerakan lingkungan hidup dengan berbagai protes kolektifnya. Buku ini berusaha menjelaskan bagaimana protes-protes kolektif lingkungan hidup itu tumbuh, berkembang dan menurun dengan cara membandingkan protes-protes kolektif lingkungan hidup yang terjadi pada masa Orde Baru (1968-1998) dan setelah Reformasi (1998-2010). Dijelaskan juga mengapa protes-protes kolektif dan gerakan lingkungan hidup lebih berkembang pada masa Reformasi dibandingkan sebelumnya.