Ketika agama tidak mempedulikan pergumulan, konkrit kemanusiaan, maka agama harus bersiap-siap mengulangi kegagalannya. Sebab agama-agama pada masa lampau terlalu sering mengecewakan harapan manusia, sehingga semakin banyak orang yang telah mengambil keputusan untuk hidup tanpa agama. Buku ini menawarkan dialog sebagai sebuah keniscayaan demi eksistensi kemanusiaan itu sendiri, bukan sekadar sebuah dialog yang menghasilkan sebuah kehidupan toleran yang pasif, tetapi dialog yang menyentuh aspek terdalam dari kehidupan itu sendiri, yang bisa membawa pencerahan kepada setiap yang terlibat di dalamnya. Hal itu kemudian dijadikan dasar yang kokoh bagi pendamaian kehidupan umat manusia dalam kepelbagaian agama dan kepercayaannya.