Record Detail
Advanced SearchText
Merayakan Kematian Menurut Masyarakat Katolik Dayak Bahau Bate (Suatu pendekatan antropologis-teologis)
Skripsi ini membahas upacara kematian dalam masyarakat Dayak Bahau Bate yang ditinjau dari sudut pandang ajaran Gereja Katolik. Untuk menyelesaikan tulisan ini penulis menggunakan pendekatan antropologis-teologis dalam membedah aspek kultural maupun aspek religius yang terkandung dalam perayaan kematian. Peristiwa kematian yang dirayakan oleh masyarakat Dayak Bahau Bate, pertama-tama harus dimaknai sebagai wujud keyakinan mereka akan adanya realitas tertinggi yakni Tamai Tingai yang berkuasa atas alam bawah dan alam atas sebagaimana dikisahkan dalam mitologi masyarakat Dayak Bahau Bate. Kepercayaan akan adanya realitas tertinggi menjadi landasan utama untuk memahami adanya kehidupan setelah kematian. Karena itu perayaan kematian dengan segala instrumennya menjadi sarana yang sangat fundamental untuk menghantar jiwa seorang yang meninggal menuju Telaang Julaan. Di samping itu, dengan merayakan kematian, masyarakat Dayak Bahau Bate berupaya sedemikian rupa untuk menjaga dan memelihara adat-istiadat dan tradisi warisan nenek moyang yang merupakan identitas mereka sebagai masyarakat adat yang terus berusaha mengaktualkan nilai-nilai tradisi itu di tengah dunia dewasa ini. Perjumpaan budaya masyarakat Dayak Bahau Bate, dalam hal ini perayaan kematian, dengan aneka perkembangan dan perubahan diberbagai bidang kehidupan, terutama dengan Ajaran Gereja Katolik menimbulkan ketegangan yang melahirkan dua sikap eksrim yakni sikap inklusif dan ekslusif. Sikap inklusif adalah kemampuan masyarakat Dayak Bahau Bate untuk menerima pandangan-pandangan yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri termasuk menerima Ajaran Gereja Katolik. Sementara sikap eksklusif adalah ketertutupan masyarakat Dayak Bahau Bate untuk menerima setiap pandangan yang berasal dari luar dirinya dan memfondasikan pandangan mereka hanya pada apa yang mereka anggap sebagai kebenaran menurut keyakinan mereka sendiri. Berangkat dari situasi inilah penulis berusaha sedemikian rupa untuk menggali dan mendialogkan nilai-nilai budaya masyarakat Dayak Bahau Bate agar semakin mampu berinteraksi dengan nilai-nilai iman yang terkandung dalam Ajaran Gereja Katolik.
Availability
14.025 | 959.84 Bil m | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
959.84 Bil m
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2018 |
Collation |
xi + 140hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
959.84
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available