Record Detail
Advanced SearchText
Liyan dalam Ritus Tiba Meka Orang Manggarai dalam Perspektif Filsafat Gabriel Marcel
Manusia selalu hidup bersama dengan orang lain atau Liyan. Fakta eksistensial tersebut dirumuskan oleh Gabriel Marcel dengan istilah esse est co-esse (ada selalu berarti ada bersama). Ada bersama tidak hanya menunjukkan adanya sebuah kebutuhan untuk saling melengkapi atau mengisi, tetapi terutama menyatakan sebuah hakekat hidup manusia pada dirinya. Ada bersama dengan Liyan merupakan hakekat relasional dari setiap pribadi manusia. Ritus Tiba Meka (penerimaan tamu) dalam kebudayaan orang Manggarai merupakan salah satu ungkapan hidup dari kesadaran akan pentingnya berelasi dengan Liyan (tamu). Tidak ada sikap lain ketika berhadapan dengan Liyan selain mengagumi, menghargai, dan menerimanya dengan penuh hormat. Segala sesuatu yang terjadi dalam ritus tiba meka merupakan bentuk kesadaran orang Manggarai mengenai kehadirannya yang tidak dapat dipisahkan dari Liyan. Menurut Marcel berada bersama Liyan merupakan sebuah proses eksistensial, tidak mengawang-awang, tidak pula berada dalam tataran konsep. Berada bersama Liyan mau tidak mau harus berada dalam gerak dinamis, yaitu kehadiran, partisipasi, dan communion sebagai puncaknya. Bingkai dari gerak dinamis tersebut adalah cinta. Cinta membuat gerak dinamis tersebut tidak hanya dimaknai secara spasial temporal, tetapi juga melampauinya. Dalam dunia dewasa ini, gerak dinamis relasional tersebut tidak lagi tampak jelas. Media massa tidak pernah absen memuat berita seputar pembunuhan, pengungsian, penindasan, pemerkosaan, pembunuhan, dan lain-lain. Persoalan-persoalan tersebut merupakan problem relasi yang tidak dapat dihindarkan lagi. Berhadapan dengan berbagai problem relasi tersebut, penulis menawarkan suatu jalan keluar yang digali dari kebijaksanaan atau kearifan lokal kebudayaan Manggarai dan pengayaannya dengan pemikiran filosofis Gabriel Marcel. Ritus tiba meka dalam kebudayaan Manggarai merupakan suatu bentuk penghargaan terhadap kehadiran Liyan. Liyan adalah bagian utuh dari persekutuan di mana terjadi relasi intersubjektif. Gabriel Marcel Memperkenalkan refleksi pertama dan kedua sebagai dua bentuk atau cara mendekati dan memperlakukan realitas. Refleksi pertama akan melihat dan merefleksikan gerak dinamis itu secara terpisah. Sebaliknya, refleksi kedua akan melihat gerak dinamis itu sebagai satu kesatuan yang terkait. Pribadi yang berproses di dalamnya tidak berbeda secara signifikan dalam setiap tahap. Pribadi yang samalah yang mengarahkan dirinya keluar, hadir bagi Liyan, berpartisipasi dalam kehidupan Liyan, hingga akhirnya mencapai relasi ke-kita-an dalam communion sebagai puncak dari gerak dinamis tersebut. Akhirnya, semua hal di atas akan diuraikan melalui studi kepustakaan dan elaborasi pemikiran penulis sendiri, dalam sebuah kajian refleksi-filosofis.
Availability
14.001 | 959.86 Ran l | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
959.86 Ran l
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2018 |
Collation |
xii + 124hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
959.86
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available