Sebuah buku popular yang mencoba menjawab: Dimana posisi dan peran psikologi dalam mempelajari seni? Carl Gustave Jung sangat popular di generasinya. Salah satu temuan Jung adalah ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran ini diwariskan oleh jutaan tahun yang lalu oleh nenek moyang kita. Sebuah penjelasan teoritis yang dapat menjawab pertanyaan seperti universalitas atau kemiripan sebuah tinggalan dan seni budaya kita dengan bangsa lain. Di Yunani ada Oedipus Complex dan di Tatar Sunda ada legenda Sangkuriang. Di Yunani ada Dewi Amphitrite, dewi penguasa laut, kita punya Nyai Roro Kidul. Di Mesir ada Horus, setengah manusia setengah ikan, kita punya puteri duyung. Kita punya Candi Sukuh di Jawa Tengah, Bangsa Aztec punya kuil Templo Mayor dan Bangsa Mesir punya piramida. Ketiganya punya kemiripan: arsitektur segitiga. Teori Psikologi Analitis Jung dapat menerangkan kemiripan karya-karya seni tersebut termasuk dalam lukisan, sastra atau film dan karya seni lainnya. Juga tentang apa yang terjadi pada diri seorang seniman ketika mewujudkan karyanya. Teori Jung sudah menjadi sebuah pengetahuan umum (comman knowledge) yang perlu dan menarik untuk dipahami, bukan hanya oleh kalangan psikiatri, tapi juga oleh ahli psikologi, ahli filsafat, peminat kebudayaan, seniman dan pecinta seni. Buku ini bukan hanya ditujukan untuk psikolog atau psikiater tapi juga berguna bagi para budayawan, seniman dan setiap orang yang berminat pada kesenian dan pemahaman tentang manusia.