Image of Ekaristi, Melampaui Simbol-Simbol (Suatu Refleksi Dogmatis Teologis)

Text

Ekaristi, Melampaui Simbol-Simbol (Suatu Refleksi Dogmatis Teologis)



Ekaristi merupakan Sakramen Utama yang mendasari seluruh sakramen yang diakui oleh Gereja. Pendasaran tersebut bertitik tolak dari pemahaman bahwa Ekaristi bukan sekedar sakramen (tanda rahmat), tetapi lebih dari itu merupakan tindakan Kristus sendiri dalam Gereja. Ekspresi tindakan Kristus tersebut diwujudkan dalam tubuh Gereja secara simbolis. Demikian Ekaristi merupakan tindakan Kristus dalam bahasa simbolis manusiawi. Apa yang tampak dalam rupa sebenarnya mengungkapkan atau mencitrakan sesuatu yang melampauinya. Dengan ini hendak mengatakan bahwa makna dan nilai Sakramen Ekaristi tidak berhenti hanya pada ritualitas rutin dalam Misa, tetapi merupakan momen perjumpaan dengan Kristus yang hadir secara real dalam rupa roti dan anggur Ekaristi. Kehadiran ini ditegaskan oleh Sabda Kristus sendiri; Sabda yang mengambil bentuk simbolis manusiawi dan menyebrangkan manusia untuk mengalami keilahian-Nya secara manusiawi. Pemahaman akan makna simbolis Ekaristi menjadi suatu kebutuhan yang menggugah rasa religiusitas Gereja, sebagai tubuh Kristus. Simbol harus sungguh-sungguh dapat dibedakan dari tanda (Sakramen). Tanda dalam pengertian yang mendasar ialah sesuatu yang menunjuk kepada sesuatu lain yang bukan dirinya. Sementara simbol justru dapat hadir dalam rupa tanda, namun sekaligus hadir dari dirinya sendiri. Ada macam-macam simbol yang digunakan, namun simbol tertinggi terletak pada simbol-simbol agama, dimana melaluinya manusia menarik diri untuk memahami dan mengalami realitas ilahi. Gereja Katolik secara khusus menegaskan bahwa Ekaristi menjadi satu-satunya Sakramen yang menyebrangkan manusia untuk mengalami keseluruhan peristiwa Yesus Kristus yang terus-menerus dirayakan oleh Gereja sebagai suatu kenyataan real. Pengalaman akan peristiwa Yesus Kristus tersebut secara real dan simbolis, oleh para Bapa Gereja dikenal sebagai pengalaman transubstantif, yaitu pengalaman perubahan roti dan anggur ke dalam pengalaman akan tubuh dan darah Kristus. Perubahan itu disebut sebagai transubtansiasi Ekaristi. Melalui roti dan anggur Ekaristi, Gereja serta-merta turut mengalami dan berpartisipasi dalam seluruh kehidupan personal Yesus Kristus. Dalam arti demikian, roti dan anggur tidak sekedar material belaka, tetapi lebih merupakan ekspresi real dari unsur ilahi. Sejauh sebagai Sakramen, roti dan anggur itu tidak kehilangan sifat melekatnya, yakni sebagai roti dan anggur. Sifat melekat inilah yang di dalamnya Kristus Yesus mengekspresikan narasi kehidupan-Nya dalam bahasa simbolis manusiawi. Oleh karena itu, pastoral Ekaristi harus memberikan landasan dasar yang memudahkan untuk memahami Ekaristi.


Availability

06.000069234.163 PRI eAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
234.163 PRI e
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
vi + 109hlm: 21,5 x 28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
234.163
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this