Mater et Magistra (MM) memuat prinsip-prinsip pengajaran sosial Gereja dalam dunia modern. Prinsip-prinsip pengajaran tersebut bukan hanya bersifat pedagogis, tetapi lebih kepada petunjuk-petunjuk yang jelas tentang prioritas pribadi manusia di atas benda, karya di atas modal, dan etika di atas teknik yang menjadi sumber struktur yang berkuasa. Ensiklik ini lebih menekankan nilai-nilai kebenaran. Tujuannya adalah keadilan dan daya dorongnya adalah semangat cinta kasih (MM 221-226). Hal itu diupayakan untuk mencapai kesejahteraan bersama, baik yang kaya maupun yang miskin kepada perkembangan kemanusiaan sejati yang lebih utuh. Gereja diundang untuk merefleksikan kembali makna dan nilai luhur martabat manusia yakni menata kembali kultur/dunia, tempat dimana manusia hidup dan berkembang. Rujukan utama Paus ialah orang-orang kristiani. Orang Kristiani diminta untuk mewartakan ajaran sosial Kristiani. Selain itu juga mereka diminta untuk mendalami dan melaksanakan sendiri dengan keahliannya dalam bidangnya yang khas untuk berusaha menjadi garam dan terang bagi orang lain. Harapan Paus ialah orang Kristiani harus membuktikan kebenaran ajaran itu melalui kegiatan praktis. Gereja mendorong dunia berupaya untuk menciptakan perubahan dan mutu kehidupan sosial manusia menuju kondisi hidup yang lebih baik. Bagi Paus Yohanes XXIII, kemerdekaan manusia adalah kemerdekaan yang membuat manusia saling berkembang dalam berbagai aspeknya dan yang sesuai dengan sarana dan tujuan yang hendak dicapai oleh masing-masing manusia. Unsur tanggungjawab merupakan nilai tertinggi dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Maka Ajaran Sosial Gereja dalam kaitannya dengan peran Gereja sebagai ibu dalam Mater et Magistra ialah menghubungkan cinta kasih Kristus yang dilaksanakan oleh Gereja (umat Kristiani) di tengah masyarakat dan dunia.