Asisten imam adalah umat awam beriman yang diberi tanggungjawab secara khusus oleh Gereja untuk ikut ambil bagian dalam karya penyelamatan umat Allah. Situasi Gereja Indonesia yang memiliki banyak benih panggilan, ternyata belum cukup untuk memenuhi kebutuhan umat akan Imam. Situasi konkrit inilah yang menuntut Gereja membuka diri terhadap keterlibatan umat awam beriman untuk ikut ambil bagian dalam tugas penyelamatan jiwa-jiwa. Harus diakui bahwa peran umat awam beriman ternyata telah memberi banyak sumbangan pada perkembangan Gereja. Dokumen Christi Fideles Laici 23 memberikan pandangan positif apabila Gereja dapat mempercayakan tugas-tugas pelayanan kepada umat awam beriman apabila dibutuhkan. Namun dokumen Christi Fideles Laici 23 juga memberikan penegasan bahwa tugas pelayanan itu tidak mudah sehingga perlu berhati-hati untuk mempercayakannya kepada umat awam beriman. Perlu persiapan yang matang agar mereka dapat menjalankan tugas sesuai dengan harapan Gereja. Menjadi asisten imam ada proses-proses yang tidak boleh dilanggar. Calon asisten imam adalah awam yang dipilih langsung oleh umat. Pilihan dari umat ini kemudian diserahkan kepada pastor paroki dan pastor paroki menyerahkannya kepada uskup. Calon asisten imam dipilih langsung oleh umat karena hanya umat yang tahu keberadaan dan jati diri orang yang mereka pilih. Pastor paroki tidak boleh memilih langsung calon asisten imam berdasarkan kedekatannya dengan seseorang atau karena pertimbangan-pertimbangan lain secara pribadi tanpa diketahui oleh umat. Tidak ada larangan bagi pastor paroki untuk memilih langsung calon asisten imam, namun proses ini harus tetap dipatuhi agar umat dapat menerima setiap pelayanan dari asisten imam pilihan mereka.