Wilayah bisnis sering diibaratkan medan perang. Strategi perang Chun Tzu di Cina kuno pun dikembangkan menjadi strategi bisnis dan manajemen di era modern. Bisnis dan militer rupanya punya kedekatan secara filosofis. Para tentara Indonesia pun bukan hanya piawai dalam strategi perang dan kemiliteran, tapi juga jagoan dalam dunia bisnis. Pada awalnya bisnis di lingkungan militer hanya untuk memenuhi kebutuhan logistik dan operasional ABRI yang tak terdukung secara layak oleh pemerintah. Namun, belakangan, keterlibatan itu tampak semakin menjadi-jadi dan dicemari oleh kronisme dan antipasar. Penyimpangan-penyimpangan berbisnis di lingkungan ABRI inilah yang ingin disorot oleh buku ini, yang sekali lagi datanya berasal dari penelitian LIPI atas instruksi Presiden pada 1995. Menurut buku ini, lebih jauh pada masa Orde Baru, hubungan ABRI dan bisnis terimplementasi secara lebih luas dan intensif. Tak satu pun sektor produksi dan usaha nasional penting yang tidak tersentuh oleh jaringan bisnis ABRI, baik secara individual maupun institusional. Kedekatan hubungan dengan pihak rezim penguasa membuat keterlibatan ABRI dalam aktivitas ekonomi menimbulkan ekonomi biaya tinggi hilangnya kesempatan kompetitif dalam bisnis hingga munculnya dana siluman dalam pembangunan. Di samping untuk memperkaya wacana mengenai peran sosial politik ABRI kehadiran buku ini dimaksudkan untuk memberi gambaran dalam memahami berbagai akses dari hubungan ABRI dan bisnis.