Image of Bumi Tuhan: Orang Buangan di Pyongyang, Moskwa, dan Paris (1960-2013)

Text

Bumi Tuhan: Orang Buangan di Pyongyang, Moskwa, dan Paris (1960-2013)



Menyusul peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965, Indonesia memasuki era totalitarianisme, setelah direbutnya secara bertahap kekuasaan Presiden Sukarno oleh Mayor Jenderal Soeharto. Peristiwa G30S dijadikan alasan Soeharto dan rezim militer Orde Barunya untuk membasmi semua orang yang diduga terkait Partai Komunis Indonesia (PKI) partai yang dianggap bertanggung jawab atas penculikan dan pembunuhan tujuh jenderal angkatan darat pada malam penghujung September dan awal Oktober 1965 itu. Pada masa itu Waloejo Sedjati hanya seorang mahasiswa kiriman pemerintah yang sedang belajar kedokteran di Pyongyang Korea Utara. Namun peristiwa G30S mengubah total jalan hidupnya. Pemerintah Orde Baru mencabut paspornya dan membuatnya tak bisa pulang ke Tanah Air. Sejak itu Waloejo hidup mengembara di luar negeri selama lebih 50 tahun. Setelah bertahan selama 10 tahun di Korea Utara ia pindah ke Uni Soviet dan menetap di sana selama 12 tahun. Dalam 31 tahun terakhir Waloejo tinggal di Paris, Perancis sampai ia meninggal dunia pada 13 September 2013. Buku yang mengungkap salah satu sisi kemanusiaan di masa pergolakan dan perubahan politik di Indonesia pada 1965 dan tahun-tahun setelahnya. Kisah tragis seorang anak bangsa yang tersia-sia dan terbuang di negeri orang.


Availability

17868923 Sed bAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
923 Sed b
Publisher Buku Kompas : Jakarta.,
Collation
xxvi + 350hlm; 15x23cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
978-979-709-744-5
Classification
923
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this