Orang yang membaca Kitab Yunus dengan agak teliti segera akan mendapat kesan, bahwa pengalaman yang dikisahkan di dalamnya cukup aneh. Mungkin juga sampai pada pemikiran, apakah mungkin orang mempunyai pengalaman seperti seperti ini, bahkan meskipun ia mengaku diri sebagai seorang nabi. Namun Yunus memang tidak pernah mengaku diri sebagai seorang nabi, apalagi nabi yang istimewa. Seoranng nabi yang merasakan, betapa tugasnya sulit, masih bisa dipahami. Kitab ini lebih berupa khayalan seorang nabi, daripada kisah seorang nabi. Seorang nabi, entah siapa itu, bisa saja menyampaikan pesannya dengan gaya kisah indah, menawan, dan tetap sarat pesan. Akhirnya memang bukan tokoh nabi yang penting dalam kumpulan Kitab Suci, melainkan pesan kenabian yang berkembang dari zaman ke zaman, dari satu situasi ditafsirkan demi situasi tertentu, dan dengan demikian sarat pesan iman.