Esensi spiritualitas Islam, seperti yang terungkap dalam Al-Quran, adalah realisasi prinsip tauhid (keesaan), yakni mengenal Allah Yang Satu. Akan tetapi, Allah Yang Satu itu menciptakan umat manusia dalam berbagai kecenderungan yang majemuk sehingga pengenalan akan Allah itu menubuh dalam berbagai ekspresi. Oleh sebab itu, tasawuf, sebagai wujud spiritualtias Islam, memanifestasikan diri dalam beragam bentuk kesenian dan pemikiran serta kehidupan sosial, ekonomi, dan politik kaum Muslim merentang dari Nigeria hingga Indonesia, dari Cina hingga Albania. Luasnya persebaran tasawuf ini telah menciptakan proses dialog yang panjang antara inti ajaran tauhid dan berbagai kecenderungan lokal yang pada gilirannya memengaruhi bentuk-bentuk tasawuf yang berkembang di pelbagai kawasan Dunia Islam. Keragaman bentuk itu tak lepas dari pengaruh figur-figur sufi terkemuka, seperti Ibn 'Arabi, Al-Syadzili, 'Abd Qadir Jilani, Rumi, Al-Hallaj, dan Al-Ghazali, yang dikenal banyak berperan dalam membentuk corak, bukan saja terhadap tasawuf, melainkan juga keberagaman umat Islam pada masanya. Spiritualitas Islam, dengan demikian, adalah satu sosok dengan beragam wajah. Buku ini memuat studi yang lengkap tentang ragam manifestasi spiritualitas Islam di pelbagai kawasan Dunia Islam dalam rentang panjang sejarah. Fokus kajiannya bisa dipetakan ke dalam tiga aspek pokok. Pertama, mendiskusikan ajaran, praktik, tulisan, dan pengaruh tarekat sufi di Dunia Islam, terutama tarekat-tarekat besar, seperti Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah, Maulawiyyah, Syadziliyyah, dan Chistiyyah. Kedua, peran kesusastraan sebagai cermin spiritualtias Islam. Sebagian besar tradisi literer yang berkembang di Arab, Persia, Turki, Anak Benua India, Melayu dan Afrika merefleksikan kerinduan terdalam jiwa kaum Muslim terhadap Tuhan dan dunia spiritual. Dan ketiga, mengulas pemikiran dan kesenian Islam yang meliputi filsafat, teologi, ilmu tersembunyi (khususnya ilmu huruf-huruf), musik, tarian suci, dan kesenian plastis.