Adakah kehidupan manusia seperti itu? Hidup dalam angin dan terbang dalam cuaca musim bunga? Tak mampu menggapai surga, khayangan atau nirwana, tak juga mampu mendiami bumi, akan tetapi terus mengembara dalam putaran waktu. Seperti nyawa kerbau yang dikorbankan di dalam upacara? Seperti ayam atau binatang lainnya yang menjadi umpan roh nenek moyang? Yang menjadi ternak yang dipelihara para roh diswargaloka, yang akan memangkaskan rumput tinggi. Adakah kehidupan lain membutuhkan nyawa binatang dan segala jenis penganan dan makanan lezat ras? Adakah dunia orang mati memerlukan segala yang datang dari dunia orang mati memerlukan segala yang datang dari dunia orang hidup? Bukankah antara hidup dan mati suatu jarak yang jauh dan tak mungkin dihubungkan oleh suatu perjalanan biasa karena ia teramat dekat, ada di detak jantung sendiri. Wahai adalah kumpulan cerpen karya Korrie Layun Rampan yang berkisah tentang liku-liku manusia dalam dunia sakral, profan, klenik, hidup dan mati.