Dalam buku ini cukup luas digambarkan, bagaimana kehidupan tradisional etnik Minahasa masa lalu, kemudian terjadinya persentuhan antara agama suku mula-mula dengan agama kristen. Dinamika hubungan antara etnik Minahasa dengan pihak kompeni, serta bagaimana proses integrasi terjadi dengan kelompok luar yang dibawa Belanda ke Minahasa sekitar abad ke-15 sampai pertengahan abad ke-19. Isi buku ini secara tidak langsung ingin menegaskan bahwa berbagai stereotipe tentang kebudayaan dan perempuan etnik Minahasa yang seakan-akan signifikan dengan kebudayaan bangsa penjajah sebenarnya jauh panggang dari api. Juga ingin menunjukkan bahwa di antara kelompok-kelompok yang bertumbuh, kemudian masuk ke dalam kelompok etnik Minahasa, memberi pelajaran bahwa banyak perbedaan yang bisa dilebur dan membaur menjadi satu. Karena itu, kedepan perlu ada tekanan untuk memperbaiki hubungan-hubungan antar etnik dan posisi kelompok etnik dengan individu dalam masyarakat Indonesia baru.