Di Bali, berlaku suatu kategori tari berdasar sifat dan fungsinya, yaitu tari wali, tari bebali dan tari balih-balihan. Ketiga tari ini menunjukkan tingkat kesakralan yang berbeda. Tari wali hanya dipentaskan di tempat ibadah, bukan untuk ditonton, karena merupakan rangkaian ritual. Tari Bebali dikhususkan untuk upacara keagamaan, namun dapat ditonton. Adapun tari balih-balihan semata-mata untuk hiburan, dapat dipentaskan diluar pura, bahkan ditempat-tempat umum. Akan tetapi, kategori ini akhirnya secara bertahap untuk merespons perkembangan periwisata cenderung tidak lagi diberlakukan secara ketat. Beberapa jenis tari dan sarananya yang sakral dikemas dan dipentaskan di muka umum sebagaitari balih-balihan, yang tentu saja melalui upacara penyucian, sesuai dengan adat keagamaan yang berlaku untuk tetap memelihara kesakralannya. Inilah keadaan budaya yang saat ini terjadi di Bali. Tanpa bermaksud mengajukan kritik kebudayaan, buku ini berusaha menjelaskan keberadaan kesenian Bali, khususnya seni tari Bali.